Penguatan Pendidikan Karakter
Profil Pelajar Pancasila
Data dari : https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
LATAR BELAKANG PPK
Indonesia tengah menghadapi abad ke 21 yang ditandai dengan berbagai kecenderungan global. Setidaknya terdapat 3 (tiga) kecenderungan penting yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini:
- Berlangsungnya revolusi industri keempat yang ditandai dengan fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era revolusi digital;
- Perubahan peradaban masyarakat yang ditandai dengan berubahnya sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk Pendidikan;
- Semakin tegasnya fenomena Abad Kreatif yang menempatkan informasi, pengetahuan, kreativitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis bagi individu, masyarakat, korporasi, dan negara.
DASAR KEBIJAKAN PPK
- Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
- Agenda Nawacita No. 8: Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
- Trisakti: Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
- RPJMN 2015-2019: “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”.
- Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memilikikompetensi global dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya membentuk profil pelajar pancasila dalam rangka membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang memiliki kompetensi global dan memiliki nilai-nilai Pancasila
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Kegviatan kegiatan yang dilaksanakan di sekolah antara lain Kegiatan keagamaan, seperti kultum, memperingati hari besar agama, Budaya 5 S (salam, senyum,sapa, sopan, dan santun), peduli sesama, mencintai alam dengan menjaga isi alam, bernegara dengan mengikuti upacara bendera, dan lain-lain
- Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
Kegiatan pelaksanaan disekolah antara lain disekolah ada eksktrakuriler Budaya lokal dan global, dan lain-lain.
- Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah seperti lomba kelas, dilaksanakan secara Bersama, peduli terhadap teman dan lingkungan, dan berbagi dengan sesama dengan memberikan bantuan moril maupun materil (berbagi sembako, berbagi ke panti asuhan).
- Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain jujur dalam ujian dan Membuat pekerjaan rumah dikerja sendiri, dan lain-lain.
- Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
Kegiatan antara lain
- Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
PPK diimplementasikan dengan 3 pendekatan sebagai berikut:
- PPK berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran atau mata pelajaran, pengelolaan kelas dan metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran/pembimbingan, pengembangan kurikulum muatan lokal sesuai karakteristik daerah.
- PPK berbasis budaya sekolah yaitu pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah; keteladanan antar warga sekolah, pelibatan seluruh pemangku kepentingan Pendidikan, membangun norma, peraturan, dan tradisi sekolah, pengembangan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri khas sekolah, memberi ruang yang luas kepada siswa untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
- PPK berbasis masyarakat yaitu memperkuat peranan orang tua dan Komite Sekolah, melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan sinergi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga informasi.
Secara riil, apa yang harus dilakukan kepala sekolah? Guru? Orangtua?
- Pertama dan utama adalah Keteladanan (Kepala Sekolah Guru, Orang tua)
- Kepala Sekolah harus mampu mendesain program sekolah yang mendorong pelibatan publik
- Pengembangan kapasitas guru melalui pelatihan dan forum-forum kependidikan, sehingga guru mampu mendesain pengelolaan kelas yang menyenangkan
- Keterlibatan aktif orang tua di rumah dan sekolah dalam mendukung PPK